Hubungan Diameter dan Torsi

Hubungan antara diameter pulley dan torsi yang dihasilkan berbanding lurus. Hal ini berarti bahwa:

Secara matematis, hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

Sebagai contoh, jika pulley pertama dengan diameter 100 mm menghasilkan torsi 100 Nm, maka pulley kedua dengan diameter 50 mm akan menghasilkan torsi 200 Nm.

Sistem Transmisi Otomatis

Pada mobil, pulley berperan dalam sistem transmisi otomatis untuk mengubah kecepatan putaran mesin menjadi kecepatan putaran roda yang sesuai dengan kondisi jalan. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

Pulley digunakan dalam torque converter dan planetary gear set. Dalam torque converter, pulley membantu mengubah arah aliran fluida dan meningkatkan torsi mesin. Pada planetary gear set, pulley terhubung dengan gigi planet untuk menghasilkan berbagai rasio gigi.

Perbandingan diameter pulley dalam sistem transmisi otomatis menentukan rasio gigi dan kecepatan kendaraan. Rasio gigi yang tinggi menghasilkan kecepatan kendaraan yang rendah dan torsi yang besar, sedangkan rasio gigi yang rendah menghasilkan kecepatan kendaraan yang tinggi dan torsi yang kecil.

Dalam berbagai mesin industri, pulley untuk mengubah kecepatan dan torsi putaran sesuai kebutuhan. Pulley dapat Anda temukan dalam berbagai jenis mesin, seperti:

Perbandingan diameter pulley dalam mesin industri menentukan kecepatan putaran dan torsi yang dihasilkan. Pulley dengan diameter yang lebih besar menghasilkan kecepatan putaran yang lebih rendah dan torsi yang lebih besar, sedangkan pulley dengan diameter yang lebih kecil menghasilkan kecepatan putaran yang lebih tinggi dan torsi yang lebih kecil.

Dalam alat olahraga, pulley untuk mengatur tingkat resistensi. Pulley dapat Anda temukan dalam berbagai jenis alat olahraga, seperti:

Perbandingan diameter pulley dalam alat olahraga menentukan tingkat resistensi. Pulley dengan diameter yang lebih besar menghasilkan resistensi yang lebih rendah, sedangkan pulley dengan diameter yang lebih kecil menghasilkan resistensi yang lebih tinggi.

Dalam sistem pengangkat, pulley untuk memperbesar gaya angkat. Pulley dapat Anda temukan dalam berbagai jenis sistem pengangkat, seperti:

Perbandingan diameter pulley dalam sistem pengangkat menentukan gaya angkat maksimumnya. Semakin besar perbedaan diameter pulley, semakin besar pula gaya angkatnya. Hal ini dapat dijelaskan dengan rumus berikut:

Memahami perbandingan putaran pulley sangatlah penting dalam merancang dan mengoptimalkan sistem mekanis. Dengan memahami hubungan diameter, kecepatan putaran, dan torsi, kita dapat memilih pulley yang tepat untuk aplikasi yang Anda inginkan.

PT Parsial Dua Teknik adalah penyedia pulley terdepan di Indonesia yang menawarkan berbagai jenis pulley dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif. Kami menyediakan pulley untuk berbagai aplikasi, seperti sistem transmisi otomotif, mesin industri, alat olahraga, dan sistem pengangkat.

Tim ahli kami siap membantu Anda memilih pulley yang tepat untuk kebutuhan Anda. Kami juga menyediakan layanan konsultasi gratis dan pengiriman cepat ke seluruh Indonesia.

Alamat: Klik Maps PT Parsial Dua Teknik

WhatsApp: Klik 081310274716

Website: Klik parsialteknik.com

Optional: Klik Kontak Kami

Hubungan Diameter dan Kecepatan Putaran

Hubungan antara diameter pulley dan kecepatan putarannya berbanding terbalik. Hal ini berarti bahwa:

Secara matematis, hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

Sebagai contoh, jika pulley pertama dengan diameter 100 mm berputar pada 1000 rpm, maka pulley kedua dengan diameter 50 mm akan berputar pada 2000 rpm.

Kecepatan putaran menunjukkan jumlah putaran dari suatu tool dalam satuan waktu dan diberikan dalam putaran per detik atau per menit. Pada bahan abrasif yang berputar, kecepatan putaran maksimum yang diperkenankan adalah faktor penting yang dihasilkan dari kecepatan kerja maksimum yang ditetapkan menurut standar yang berlaku dari diameter tool dan diberikan dalam satuan RPM (1/mnt atau mnt.-1).

Di semua abrasive tool yang berputar terdapat informasi putaran maksimum untuk pengoperasian tool yang dapat ditemukan pada tool. Pada setiap grup produk dalam jajaran produk Klingspor terdapat informasi kecepatan putaran:

Untuk alasan keamanan, abrasive tool ini tidak boleh dioperasikan melebihi kecepatan putaran maksimal (ihat juga kecepatan kerja maksimum), hal ini karena gaya sentrifugal dan getaran bisa menyebabkan kerusakan pada bahan abrasif dan cidera yang parah akibat komponen yang terlepas.

Dari segi efisiensi aplikasi, mengoperasikan abrasive tool dengan putaran maksimum tidak direkomendasikan karena penggunaan seperti ini bisa mempercepat proses keausan serta meningkatnya temperatur. Oleh karena itu, selain memberi informasi untuk kecepatan putaran maksimum yang diperkenankan, Klingspor juga mencetak informasi kecepatan rekomendasi di label beberapa bahan abrasif (misalnya, SMT 800, SMT 850+, MFW 600, KM 613). Jika dioperasikan dengan kecepatan yang direkomendasikan, abrasive tool memungkinkan pengguna memperoleh hasil terbaik terkait dengan performa pengerjaan, keausan, dan masa pakai.

Kecepatan Putaran & Kecepatan Potong

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.

Yang dimaksud dengan Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman. kecepatan potong akan menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit). Pada mesin bubut, Kecepatan potongnya (Cs) adalah keliling lingkaran benda kerja (phi.d) dikalikan dengan putaran (n)

Cs  = Kecepatan potong

Phi  = Nilai konstanta (3,14)

d     = Diameter alat potong

n     = Putaran mesin/benda kerja (putaran/menit – Rpm)

Kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri. Kecepatan potong dapat berdasarkan karakteristiknya. Nilai kecepatan potong dari setiap material dapat kita lihat didalam table di bawah ini.

Aplikasi Perbandingan Putaran Pulley yang Lebih Mendetail

Sebelumnya, kita telah membahas secara singkat beberapa aplikasi perbandingan putaran pulley di berbagai bidang. Berikut adalah penjelasan yang lebih mendetail mengenai aplikasinya:

Kecepatan Putaran Mesin (Revolution Permenit/ Rpm)

Yang dimaksud kecepatan Putaran Mesin adalah kemampuan kecepatan putaran mesin untuk melakukan pemotongan/ penyayatan dalam satu menit. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran adalah:

Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi:

Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell endmill cutter berdiameter 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Berapa kecepatan putaran mesinya?

Jadi kecepatan putaran mesinya adalah sebesar 159,235 Rpm

Hasil perhitungan di atas dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin. ketika dalam menyetel putaran terkadang belum tentu sesuai , maka kita bisa memilih putaran yang mendekati putaran mesin dalam tabelyang nilainya paling dekat .

Kecepatan Pemakanan pada proses pengefraisan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah Kekerasan bahan,

Disamping beberapa pertimbangan, kecepatan pemakanan tinggi pada umumnya digunakan untuk proses pengasaran. Karena pengasaran dengan kecepatan pemakanan tinggi tidak memerlukan hasil permukaan yang halus. ketika pengasaran cenderung yang kita perlukan adalah waktu pengefraisan yang lebih cepat.

Dan barulah pada proses finishing kitua dapat menggunakan kecepatan pemakanan rendah. Tentunya kecepat pemakanan rendah ini bertujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih baik. selain itupun waktu pengefraisan akan lebih cepat.

Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pisau frais (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan adalah :

F = Kecepatan pemakanan

f = Besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)

n = Putaran mesin (putaran/menit)

Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560 putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.

Berapa besar kecepatan pemakanannya?

Jadi, pisau bergeser 112 mm selama satu menit

Perhitungan Waktu Pemesinan Frais

a. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata   Pada gambar dibawah ini menunjukkan panjang total pengefraisan (L) adalah panjang pengefraisan rata (l) ditambah start awal pisau (la) dan lepasnya pisau dari benda kerja (lu), atau:

Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pemesinan pengefraisan rata ™ dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan: t = Jumlah mata sayat alat potong f = Pemakanan tiap mata potong n = Rpm L = Jarak tempuh l = Panjang benda kerja la = Kelebihan awal lu = Kelebihan akhir F = Pemakanan setiap menit Contoh Soal: Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm dengan pisau frais jari. Data parameternya ditetapkan sebagai berikut:  n = 460 putaran/menit f = 0,13 mm/putaran la = 20 mm lu = 20 mm t = 6 Berapakah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali pemakanan? Jawab:

Jadi waktu yang dibutuhan adalah selama 1,213 menit.

%PDF-1.6 %âãÏÓ 729 0 obj <>stream hŞ272U0P°±ÑwÎ/Í+Q0Ğ©,HÕ÷/-ÉÉÌK-¶³0 �¡ Ş endstream endobj 730 0 obj <>stream hŞÌ›mk7Ç¿Š>AVO3#A04NmL)5ñ½(S.öR\š;ã;çÛw´Ú%~š½‹#¿0Ò®FZéwÚ¿f¤µUZ9å¼SÆ*4FR!e­2­r|Çû p ßt¤¬6Q¹È&Ñ)Ϧ@Aq6 _Wq|MÜ(7éÙ*0\µ6±Î) 65AAdÓ�­@s;Ü8ò A’VHl‚¨Ò-K (*DŠ»ˆ‘¯ƒSd¹ñh¡â.QêGä"ÃF‘‡ãÓı¨±±ÑVEÍ íÙØó05—¢á;6ò…N#NÚq�q© Ï9& ¹ó fc¹‡—ù\İgŸM|6�lÙrä2Ìe˜Ë0WÇl¤»$[†l²eÌW±¿Êõb®s…8§¾O±b_Ş+‘ÍinÅô½OLsrʶÿ]_¶Ÿ�?4gÍâv¹ÚÜ,oÛÕå×ÜFgxpĞüŞ^]/?¬ïÏÓ!Â;gyî˜wÑ^ğs¸ÂVu]h>µ›õİíe»áֽߟm—Û–óÇgü.Å®ÛÜÜwˆo.ÜXWm±à9Úçxöf§·ë˳v{Şœ~˜0‚±âib]M0Yï2˜¡Ï˜Cû{�¿J#.^ƒüS¼€’O›¬Xµè8]Љ2q)ˆ8'&2À‰U‰„‰ˆ£½æK¦ÃY?gê8+å«ê¯/ô׃Pq2‡�‰‰x-%U5 7ûeÙø9ï•R8XU‡±Ğa4ó§Kñ2Égˆe˜ªÊ02ŒqW8"$(ÖaªªÃTè0Ñk®L$ÜPUpC!¸^“Hn¬*¸±Ü(uzG!™³©Ê‚¶‰Q hóšS$J•Œ®t,ˆ£g€‘ÈgΚډᄚpMp†ˆEøşˆ8ˆ· wª+q°0q=õ¹:ÒM’qêÀ—L”rr¾&§~ȧ!LÙLJë8ˆ9Y’rò5U¼™8 ÁËÏää@Ê ªŠ³/ÄÙï%Î#<˜£O^¬ÓPU§¡ĞiÀ§÷$8ŸN.�İŸ(dkD镉bh uü™¢~¸şw}{v³¼l»GéóæduÕŞ·WÓC•åçXâ‚ó 3Ë zéÖÏ÷û©ß£�‚™Ùï·æää!ò8n»öYşMÅ>)U]5¨X5Èî€õ%e”Ï]/ ¡êŠ$h)²��ó>“x±±*“ğ‡gá“1yÚa›{hùܲ{-£4b†XÕÓ�°ÄǽޮêšR…z’*Ô{JÕÓsŒs8ÇM‰RÕBSs�Ş�ØKa”XÈPƒS¬ŠiÚÙDCU‘éÖ'V ĞÑÂΘf:ÚâÜ_Kİ\t5ÏUĞÙâ� »bzÈG,D^We€ó."⼘½�}aô����{½K¾ø¢hül$}ù6Ä2&}ÊFıEú p¨À�½<+Ÿ>�ëóÀùÁ>}74D铸>8?Ô�œ/ àßÈÏóıÁñ�R÷ğw‘F�ˆU� Ô{zª�ã;í!ˆ§Võ,°ğ,�~´§¿ó~$¢ØÍ š*‰4�°"={Â* µŸ’F*ÜG“4º8©¡/ÔĞjèÅS1Ô<šÅPHZxÍ£Yoƒa¬ê¨ÅéŒfŸÍîÓœC&Ò[Òú�¬…1şô3Œ^Œ©æ™ ééL€4¾âQ?½ ı²Z­·›s›É]„LÍ ‘Ì´�OÆ¿ªWE: õÿ‡�?ä/YÙš(Ùi㋬�%×">æ¹Èñ eÁyí endstream endobj 731 0 obj <>stream hޤ”okÂ0ƿʽ’&iÒDğ/ S†v{m6šJ7üöK;ÑYQk}Òäî�wOÃÀƒ °O@ ° ßw[˜`@8ÔJ!ô90Bà0¦B˜pTx€i €†îÆw7Í&êÈL cQ»Óíõû/]¹Ö‹T£¾Y&±6_h®MÛdúø=Ğif»+™%(Ïì©l™ê­MRàrŠ^å! Ív»ß*¥;›|)ç:¶«(ò´Vë?M¤7*›¨Ÿi²‘æmÖè$ëxÕ£ ËT¸•¨F5²®c˺lØ+ÁaQ.ğîÂÕ%"e¢°R»ÿ’¨�j¹®ÍÁÎ9\DV¥1¹Œ2±46È€vp>üÖ|�¯İÆ=vr,íêB4ä�‹†7Mñ!·Ÿ=Wj!m†&r£ÜIoqV _˪õ·²z)�@l[TÊï¯Wú` §;Ÿ endstream endobj 732 0 obj <>stream hŞÔ�ËJÄ@E¥7‚nªú•GËh%j̆1)À#2À†À‘*>c1o푳îÍ[ı…?›¶6?Èı὆]¿}±ã„÷U�é5–qš%é§q‘d'Õ%§Œ£v—I‘®oâìVçÕ�[Óø:ŞèRg0µ»_}æ/¤ ñwv�’ÀÄÿöñ}ğœõA©o»S¡/ 1şŸR endstream endobj 1 0 obj <><><>]/ON[396 0 R]/Order[]/RBGroups[]>>/OCGs[396 0 R]>>/Outlines 725 0 R/Pages 2 0 R/Type/Catalog>> endobj 6 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <>stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿÛ C !(!0*21/*.-4;[email protected]?]c\RbKSTQÿÛ C''Q6.6QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQÿÀ ± ±" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑğ$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RğbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ôê(¢€ (¢€ (¢€ (¦K �r~€zšM¤®À}ƒ¥-0 +™ñ†¼Ú]²ÛZ¾Û¹yÈşõüÆ´ü?ª¦¯¦%ÈÀ�|²/÷[üóQÎœ¹N‰aªF’¬×ºÍ:(¦ÈÛ¶3�j›²¹Î:ŠE`Ê9–„ï¨QLŠ( Š( Š( Š( Š( Š3U¯gò¡ùOÌÜ Î­XÒƒœ¶CIÉÙG/™#…û«Æ}ê›Mçj¿À§�­IiòX3�¼šÍF(áÁä׉‹ÆIB•úêıŠtîÙ¾*+™Å¼)Gp£$ ÉÇÒ’Şá'L©ç¸ô©qš÷!8ÔŠ”^Œçµ�§¦ÛÛx‡Å—·ì|ëXUv+ÎFèhÒx�úÅÙÚ9v˜UT±bzԊ݆´›¹Ê@ÒÙLw¨Œe¢nãÔõé“O´µšçTmFê/)UvÁÆáêÍîz{ … ŸSÒ–&êQ’Jı¿^檜¨$Hè{P܃GJ«{t#BŠrçô¢½XRƒ”އ�¹;"->l3BOV­‰Gœb=q‘î++%†reşŞ¥?~İÍ *(eY"WêZ÷#%$¤ºœíX(¢Š¡Q@Q@Q@R(½Ô¸d…OÌ知RÔuÉ^Ê1Dsyš‚ÈzÀ£PB·%»75óxÊî½ Î;s[äuÓ�,’}‰´÷ÂßäU)¢hd(Ãè}iÚ7‡VŠÉ ì{aÇùⱧˌ¢©7iÇo2�éË›£3•™2’ïZV—¢\#ğı½ê�ųÀÜò½˜T#ƒ‘Ö°¡ˆ­‚©Êşh©F5Ñ­q˾b”ô§Û¤Ñ©ó¤ éíKk/›¹ëĞÔŒ¥!ÿ *ú:tâñW{_}Uvù%!?Vÿ ¡×“É¢­[Y´ØgùSõ5ó’�|uKoù#­(ÒBYBe˜6>U9&�¨È`£¢Ö¦�æ8Ê€�2;VvrI5¾"PÃÑú´Ûİş„Á9Ë�—lIxeŒqWmf¸àıj¦š¥VIN•„».6ÿ ñ]ØZîŒi)}«¯ò2œyœ­ĞÖ¢Š+Ş9‚Š( Š( Š( ¢ºb¶òıÓRÔSáÑ¢ş&SŠÊ·ğÚC�æ $GQZjRú߇¡¬ÎGS‘Ú6‡WÈaq>Á¸Í^/twÎÚ­Å–'…ö¸úZh$AÁêò^G2ùw >½ª)ìÊ�ñéúÖ•p‰¯i†w_ŠgöfOkt&LÀxÏ­V»¶ò+Ê�Õ_éZAşÓ§¶ï¼?Q[Ò©õÚN•O�*é“%ìå̶¦Û·³T¡ıâASéƒçݪ-E7OîÜ~µÛU7—E//ÌÊ:Ucl­C:O»ØK«ÂùH�¹õ©u |¸–ã#Ÿ¥g€IÀ5ʼn«õhıZ�ı_Vkó¾y S[[<íè�ÍO¢F¾eË ?»D×Ül€m_ZÊ�—´Ä»yucsrÒ—r¤0ı�>¤`û  „¬ŠGb !$œ““O…“"�汫ˆ–&´ZVè‘Q‚„Y¸:QMG œv8§WÙ§tyáES ¢Š( ¢Š( ª7ò¦†AÛ5z©êiºÀ}Ó\xîoa'Ö¿q¥;s+�Ü[‰—σœõDä Kò@ÙCÇpzU“sm8ıôdZùÙ*¯}K–]SØêNPÒ×E’)¤„å�ãµYö�~IÈö4’Ø2¡d}Øç¨�~�¶ìÆêAèÆ̉4?hŒ`�¾´ëû¹Çû9¤ÓÈ>j…itñ•›ıÚê£iU§Uhä�ıQÒ.=‹:oü{~&™{ÿ Vÿ ïQOÓ¿ãÛñ4Ëßøú·úÿ Q^Œ¿Ü¡ÿ nşhËş^?™Züæ釠Ÿ•²ŒpÌ3ÏğÑ2ÿ ÄÌgû£»Ì—¬£“�y•/ Tª¾.k#eªQébv‘·;iµxiø\É(…7ʳŒüóöıjç–»|ÕZ^¬¥V;"¢«;PI>•yQl¡.Ä[€) äQ.Ø"ǹâ©É#ÊåœäÕ§G ¯Í?ÁŞ�ú#SNɶÉêXšµPÚ'—lŠzã&¦¯§ÃEÆŒSŞÇİäŠ(­É (¢€ (¢€ k¨u*à ŒS¨¤ÕÕ˜·ïàŒ¯cPÖû(a‚2*²·cŸ/ò$WÏ×É›•é=;3ª8�=ã¯é²1ß9 dT—Q¢í*3œÕ}7ş>ıÚ†¦ÉîT¦ªA´-˜êP:`ÿ :]?¤ßîÑiÿ s}ùѧıÙ¿İ«¡ñSõ�¥³ù4ßøöÿ �mçü}[ı­;Nÿ �oÄÓ/?ãêßëık½ÿ ¹CşİüÑŸü¼2)¿ä&¿QDc:¡Ï©¢où ¯ÔRÅÿ !Fúšáÿ —¿÷ӧȊşF{†Lü«ÀZ§¹¯{–Åh6€S>ù5ÏõJ¸ÊÓ’{>¥ûHÓŠ2*İ•«HÂGAÏÖ¯%¤r#÷槻ğ¹G$”ê»Û¡”ëİZ (¢Š÷N`¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(+®-¤ÿ tÕ3ısÿ »Z.è]}A™§6ÛœêExøÍ1”›7§ü9´ÿ �¹¾�üêÅ•¿•ã÷œr*;8¤[™”…9÷毊¼İSšÕ7o˜ªK[!F =#"±¨$tȧQ^§*µŒJwbæ9�ş ¨bÿ �£}Mh�Z¢‘Hº‰r§i$æ¼¼N–q”òM›BWM>ÅkŸøşo÷…lV1ıí÷®^¶j2ÍeV].:ÛEQ^Á€QE QE QE QE QE QE ȸF¶ºÜ½3¸V½G<)4{X~>•Å�Ã:ğ÷t’ÕSŸ+×a!™&@Ê~£Ò¥¬‡‚âÕ·&qı姦£*ğÊ­úW43%sœ_à[£}a©©EP’w�‡Ò‘µ%şÉúšèşÑÃZüä{)ö4*µåÀ†2ùÏAT�şgá@\úria³–fß.T{õ5ËSëşï ÛëÑ©rë1Út%¤2°àp>µ§MD¡T` uwa0ëICï3œ¹İŠ(®¢Š( Š( Š( Š( Š( cº‡=<ÓëÈ~);ÇâØdF*ël„08 îjõÄæ5úV³¥ÉÊû‰1�soÉÍÈÿ u [è)­yj—l÷1,íÒ2à1ü:בér<¿·HÅÛí²“Øn—âyeñz•$0�#®rke†¼Ôoº¸¹�aªÎÖop-İá3‘‘a¸�\u¬_x€kÚ*™[7�a&§³~?Ï5ÅøQÚOŠwlìY¼Û�IÏsXıYO™O ù­±é*4Ù.Zİ%‰§_½ÉóÃ58³·òÌ~uâş,º�ËÇ—×VÎRh§¬;z΋¬E­è  ÚÌ„:ƒ÷GùíŠÎ¦_JšSQZùªIõ/Ã%¡™á†HŒ‰÷ÑH,¿QÚ£}[L�Ú7Ô-QÔ�ÊÓ( �Çšó¯„d¶£©³I� 'êk�›M¿�îôó/”'¾™wíÎ>f=? é�1“…ì‘.G³ cK$©Z{ —üjîkƒÒ¾ÙÙ_Åss~÷+ùaA#¦y

1)À#2À†À‘*>c1o푳îÍ[ı…?›¶6?Èı὆]¿}±ã„÷U�é5–qš%é§q‘d'Õ%§Œ£v—I‘®oâìVçÕ�[Óø:ŞèRg0µ»_}æ/¤ ñwv�’ÀÄÿöñ}ğœõA©o»S¡/ 1şŸR endstream endobj 1 0 obj <><><>]/ON[396 0 R]/Order[]/RBGroups[]>>/OCGs[396 0 R]>>/Outlines 725 0 R/Pages 2 0 R/Type/Catalog>> endobj 6 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <>stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿÛ C !(!0*21/*.-4;[email protected]?]c\RbKSTQÿÛ C''Q6.6QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQÿÀ ± ±" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑğ$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RğbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ôê(¢€ (¢€ (¢€ (¦K �r~€zšM¤®À}ƒ¥-0 +™ñ†¼Ú]²ÛZ¾Û¹yÈşõüÆ´ü?ª¦¯¦%ÈÀ�|²/÷[üóQÎœ¹N‰aªF’¬×ºÍ:(¦ÈÛ¶3�j›²¹Î:ŠE`Ê9–„ï¨QLŠ( Š( Š( Š( Š( Š3U¯gò¡ùOÌÜ Î­XÒƒœ¶CIÉÙG/™#…û«Æ}ê›Mçj¿À§�­IiòX3�¼šÍF(áÁä׉‹ÆIB•úêıŠtîÙ¾*+™Å¼)Gp£$ ÉÇÒ’Şá'L©ç¸ô©qš÷!8ÔŠ”^Œçµ�§¦ÛÛx‡Å—·ì|ëXUv+ÎFèhÒx�úÅÙÚ9v˜UT±bzԊ݆´›¹Ê@ÒÙLw¨Œe¢nãÔõé“O´µšçTmFê/)UvÁÆáêÍîz{ … ŸSÒ–&êQ’Jı¿^檜¨$Hè{P܃GJ«{t#BŠrçô¢½XRƒ”އ�¹;"->l3BOV­‰Gœb=q‘î++%†reşŞ¥?~İÍ *(eY"WêZ÷#%$¤ºœíX(¢Š¡Q@Q@Q@R(½Ô¸d…OÌ知RÔuÉ^Ê1Dsyš‚ÈzÀ£PB·%»75óxÊî½ Î;s[äuÓ�,’}‰´÷ÂßäU)¢hd(Ãè}iÚ7‡VŠÉ ì{aÇùⱧˌ¢©7iÇo2�éË›£3•™2’ïZV—¢\#ğı½ê�ųÀÜò½˜T#ƒ‘Ö°¡ˆ­‚©Êşh©F5Ñ­q˾b”ô§Û¤Ñ©ó¤ éíKk/›¹ëĞÔŒ¥!ÿ *ú:tâñW{_}Uvù%!?Vÿ ¡×“É¢­[Y´ØgùSõ5ó’�|uKoù#­(ÒBYBe˜6>U9&�¨È`£¢Ö¦�æ8Ê€�2;VvrI5¾"PÃÑú´Ûİş„Á9Ë�—lIxeŒqWmf¸àıj¦š¥VIN•„».6ÿ ñ]ØZîŒi)}«¯ò2œyœ­ĞÖ¢Š+Ş9‚Š( Š( Š( ¢ºb¶òıÓRÔSáÑ¢ş&SŠÊ·ğÚC�æ $GQZjRú߇¡¬ÎGS‘Ú6‡WÈaq>Á¸Í^/twÎÚ­Å–'…ö¸úZh$AÁêò^G2ùw >½ª)ìÊ�ñéúÖ•p‰¯i†w_ŠgöfOkt&LÀxÏ­V»¶ò+Ê�Õ_éZAşÓ§¶ï¼?Q[Ò©õÚN•O�*é“%ìå̶¦Û·³T¡ıâASéƒçݪ-E7OîÜ~µÛU7—E//ÌÊ:Ucl­C:O»ØK«ÂùH�¹õ©u |¸–ã#Ÿ¥g€IÀ5ʼn«õhıZ�ı_Vkó¾y S[[<íè�ÍO¢F¾eË ?»D×Ül€m_ZÊ�—´Ä»yucsrÒ—r¤0ı�>¤`û  „¬ŠGb !$œ““O…“"�汫ˆ–&´ZVè‘Q‚„Y¸:QMG œv8§WÙ§tyáES ¢Š( ¢Š( ª7ò¦†AÛ5z©êiºÀ}Ó\xîoa'Ö¿q¥;s+�Ü[‰—σœõDä Kò@ÙCÇpzU“sm8ıôdZùÙ*¯}K–]SØêNPÒ×E’)¤„å�ãµYö�~IÈö4’Ø2¡d}Øç¨�~�¶ìÆêAèÆ̉4?hŒ`�¾´ëû¹Çû9¤ÓÈ>j…itñ•›ıÚê£iU§Uhä�ıQÒ.=‹:oü{~&™{ÿ Vÿ ïQOÓ¿ãÛñ4Ëßøú·úÿ Q^Œ¿Ü¡ÿ nşhËş^?™Züæ釠Ÿ•²ŒpÌ3ÏğÑ2ÿ ÄÌgû£»Ì—¬£“�y•/ Tª¾.k#eªQébv‘·;iµxiø\É(…7ʳŒüóöıjç–»|ÕZ^¬¥V;"¢«;PI>•yQl¡.Ä[€) äQ.Ø"ǹâ©É#ÊåœäÕ§G ¯Í?ÁŞ�ú#SNɶÉêXšµPÚ'—lŠzã&¦¯§ÃEÆŒSŞÇİäŠ(­É (¢€ (¢€ k¨u*à ŒS¨¤ÕÕ˜·ïàŒ¯cPÖû(a‚2*²·cŸ/ò$WÏ×É›•é=;3ª8�=ã¯é²1ß9 dT—Q¢í*3œÕ}7ş>ıÚ†¦ÉîT¦ªA´-˜êP:`ÿ :]?¤ßîÑiÿ s}ùѧıÙ¿İ«¡ñSõ�¥³ù4ßøöÿ �mçü}[ı­;Nÿ �oÄÓ/?ãêßëık½ÿ ¹CşİüÑŸü¼2)¿ä&¿QDc:¡Ï©¢où ¯ÔRÅÿ !Fúšáÿ —¿÷ӧȊşF{†Lü«ÀZ§¹¯{–Åh6€S>ù5ÏõJ¸ÊÓ’{>¥ûHÓŠ2*İ•«HÂGAÏÖ¯%¤r#÷槻ğ¹G$”ê»Û¡”ëİZ (¢Š÷N`¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(+®-¤ÿ tÕ3ısÿ »Z.è]}A™§6ÛœêExøÍ1”›7§ü9´ÿ �¹¾�üêÅ•¿•ã÷œr*;8¤[™”…9÷毊¼İSšÕ7o˜ªK[!F =#"±¨$tȧQ^§*µŒJwbæ9�ş ¨bÿ �£}Mh�Z¢‘Hº‰r§i$æ¼¼N–q”òM›BWM>ÅkŸøşo÷…lV1ıí÷®^¶j2ÍeV].:ÛEQ^Á€QE QE QE QE QE QE ȸF¶ºÜ½3¸V½G<)4{X~>•Å�Ã:ğ÷t’ÕSŸ+×a!™&@Ê~£Ò¥¬‡‚âÕ·&qı姦£*ğÊ­úW43%sœ_à[£}a©©EP’w�‡Ò‘µ%şÉúšèşÑÃZüä{)ö4*µåÀ†2ùÏAT�şgá@\úria³–fß.T{õ5ËSëşï ÛëÑ©rë1Út%¤2°àp>µ§MD¡T` uwa0ëICï3œ¹İŠ(®¢Š( Š( Š( Š( Š( cº‡=<ÓëÈ~);ÇâØdF*ël„08 îjõÄæ5úV³¥ÉÊû‰1�soÉÍÈÿ u [è)­yj—l÷1,íÒ2à1ü:בér<¿·HÅÛí²“Øn—âyeñz•$0�#®rke†¼Ôoº¸¹�aªÎÖop-İá3‘‘a¸�\u¬_x€kÚ*™[7�a&§³~?Ï5ÅøQÚOŠwlìY¼Û�IÏsXıYO™O ù­±é*4Ù.Zİ%‰§_½ÉóÃ58³·òÌ~uâş,º�ËÇ—×VÎRh§¬;z΋¬E­è  ÚÌ„:ƒ÷GùíŠÎ¦_JšSQZùªIõ/Ã%¡™á†HŒ‰÷ÑH,¿QÚ£}[L�Ú7Ô-QÔ�ÊÓ( �Çšó¯„d¶£©³I� 'êk�›M¿�îôó/”'¾™wíÎ>f=? é�1“…ì‘.G³ cK$©Z{ —üjîkƒÒ¾ÙÙ_Åss~÷+ùaA#¦y

Pulley, roda beralur yang dihubungkan dengan tali atau sabuk, merupakan komponen penting dalam berbagai mesin dan sistem transmisi. Fungsinya adalah untuk mengubah arah dan kecepatan putaran, serta memperbesar atau memperkecil torsi yang dihasilkan. Memahami perbandingan putaran pulley sangatlah krusial dalam merancang dan mengoptimalkan sistem mekanis.